Telah menjadi kebiasaan sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam, diikuti oleh para sahabatnya Radhiyallahu ’anhum, dan generasi
selanjutnya; mereka semua berkhutbah tanpa membaca teks materi. Mereka
berkhutbah dengan berbekal kekuatan hafalan, kekuatan pemahaman dan
kemampuan berbicara. Oleh karena itu, tersohorlah para khatib pada masa
terdahulu karena kemampuan mereka berkhutbah tanpa membaca, seperti Qais
bin Sa’idah, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Abdul Malik bin Marwan,
dan lainnya.
Dan termasuk perkara yang tidak diragukan bahwa
khutbah secara bebas (tidak membaca teks materi) adalah lebih sempurna,
lebih nyaman didengar, lebih berpengaruh, dan lebih mengetuk hati
manusia. Oleh karenanya, para ulama mengatakan bahwa seorang yang
berkhutbah tanpa membaca teks (materinya) adalah pertanda bahwa dia
benar-benar siap, menguasai materi khutbahnya, dan mengerti tentang
agama. (Lihat asy-Syamil fi Fiqh al-Khathib wal Khuthbah halaman 103-106).1
Dari keterangan di atas, dapat kita ketahui bahwa seorang khatib
harus lebih menguasai dan menghafal dalil-dalil baik dari al-Qur’an dan
hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang akan ia
sampaikan. Hal ini lantaran kondisi makmum bertingkat-tingkat kemampuan
intelektualnya. Di antara pendengar ada yang mengetahui ayat-ayat
al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sebab
itu seorang khatib harus hafal dan lancar membaca dalil yang ia
sampaikan supaya tidak terjadi kesalahan dalam berdalil, atau bacaannya
putus-putus sehingga mengacaukan khutbahnya, dan supaya pendengar yang
mengerti dalil tidak merasa terganggu karena mendengar bacaan
dalil-dalil yang salah, dan akhirnya hilang konsentrasinya terhadap
khutbah tersebut.
(Dikutip dari Buku “Khutbah Jum’at Sesuai Syariat” karya Ustadz Abu
Ibrahim Muhammad Ali AM, terbitan Pustaka al-Furqon halaman 14-15).
Kami katakan: Tidak tercela bagi seorang khatib untuk melihat teks
(catatan) ketika khutbah. Namun tidak melihat teks lebih utama. Allahu
a’lam.
Abu Aslam bin Syahmir
Footnote:
- Buku “Khutbah Jum’at Sesuai Syariat” karya Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Ali AM, terbitan Pustaka al-Furqon halaman 14.
Sumber
ASSALAMUALAIKUM
Bila
dah dpt bala dan malapetaka baru nak menyebut Allah dan meminta, itu pun
hanya menyebut Allah dilidah atas dasar meminta atau berdoa (Dah jadi
susah baru sebut/ingat). Walhal Al-Quran itu peringatan dan perintah
dengan memerintahkan kita supaya mengingati Allah setiap masa. Bila
difikirkan dari kotak minda yg jahil, tak logik pula nak ingat Allah
setiap masa dengan menyebut di lidah
sambil melakukan perkara seperti bercakap, berkerja, makan/minum dan
berbagai jenis perbuatan, bukan? Tapi ini bukan alasan bagi kita hingga
kita ingkar perintah dengan tidak mengingati Allah. Jadi apakah maksud
perintah mengingati Allah setiap masa sebagaimana tertulis dalam
Al-Quran?
96. Al-’Alaq [1]
Sebutlah dengan nama Pencipta (Allah) yang menciptakan,
= Maka turun perintah supaya kita menyebut nama pencipta iaitu "Allah".
96. Al-’Alaq [2]
Ia menciptakan Insan dari segumpal darah (Hati);
= Allah menciptakan Insan (Fitrahnya bersih dan suci) dari Hati.
Kesinambungan perintah menyebut nama Allah dari ayat pertama tadi
sebutnya di "Hati" apabila menyebut Allah di hati (Zikirullah) sehingga
bersih hatinya maka jadi lah ia Insan yang bersih dan suci (kalau
bernoda dan dosa itu belum Insan).
96. Al-’Alaq [3]
Sebutlah, dan Penciptamu Yang Maha Pemurah,
= Bila dan sebut Allah di hati banyak2/mengingati Allah (Zikirullah)
setiap saat semasa kamu berdiri atau duduk, dan semasa kamu berbaring
maka Allah akan pemurah dengan kamu (Mendapat rezeki dari arah yang tak
disangka).
96. Al-’Alaq [4-5]
Yang mengajar Insan melalui pena dan tulisan, -
Ia mengajarkan Insan apa yang tidak diketahuinya.
=Mendapat kasih dan sayang dari Allah (Rahman dan Rahim), mendapat ilmu
Laduni, melihat perkara ghaib, mendapat pertolongan dan pelihara Allah
setiap masa (Mukmin yg berbahagia).
Surah Al-alaq ini wahyu
pertama yang turun, ia adalah perintah dan amalan pertama dari Allah
ta'ala melalui Jibrail dan diutuskan kepada Rasulullah untuk umat
Muhammad amnya sebelum turunnya perintah Solat dan rukun yg lain2.
*Maka ingatlah akan Allah di hati (Zikirullah) setiap masa, semasa senang atau susah*
*Banyak lagi dalil atau nas dari Al-Quran tentang mengingati Allah (Zikirullah)*
*Sama2lah kita kembali kepada Fitrah*
COPYRIGHT from Cha'a Ghani