Sunday 8 December 2013

Khutbah Tanpa Membaca Teks Lebih Utama

Telah menjadi kebiasaan sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, diikuti oleh para sahabatnya Radhiyallahu ’anhum, dan generasi selanjutnya; mereka semua berkhutbah tanpa membaca teks materi. Mereka berkhutbah dengan berbekal kekuatan hafalan, kekuatan pemahaman dan kemampuan berbicara. Oleh karena itu, tersohorlah para khatib pada masa terdahulu karena kemampuan mereka berkhutbah tanpa membaca, seperti Qais bin Sa’idah, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Abdul Malik bin Marwan, dan lainnya.
Dan termasuk perkara yang tidak diragukan bahwa khutbah secara bebas (tidak membaca teks materi) adalah lebih sempurna, lebih nyaman didengar, lebih berpengaruh, dan lebih mengetuk hati manusia. Oleh karenanya, para ulama mengatakan bahwa seorang yang berkhutbah tanpa membaca teks (materinya) adalah pertanda bahwa dia benar-benar siap, menguasai materi khutbahnya, dan mengerti tentang agama. (Lihat asy-Syamil fi Fiqh al-Khathib wal Khuthbah halaman 103-106).1
Dari keterangan di atas, dapat kita ketahui bahwa seorang khatib harus lebih menguasai dan menghafal dalil-dalil baik dari al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang akan ia sampaikan. Hal ini lantaran kondisi makmum bertingkat-tingkat kemampuan intelektualnya. Di antara pendengar ada yang mengetahui ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sebab itu seorang khatib harus hafal dan lancar membaca dalil yang ia sampaikan supaya tidak terjadi kesalahan dalam berdalil, atau bacaannya putus-putus sehingga mengacaukan khutbahnya, dan supaya pendengar yang mengerti dalil tidak merasa terganggu karena mendengar bacaan dalil-dalil yang salah, dan akhirnya hilang konsentrasinya terhadap khutbah tersebut.
(Dikutip dari Buku “Khutbah Jum’at Sesuai Syariat” karya Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Ali AM, terbitan Pustaka al-Furqon halaman 14-15).
Kami katakan: Tidak tercela bagi seorang khatib untuk melihat teks (catatan) ketika khutbah. Namun tidak melihat teks lebih utama. Allahu a’lam.
Abu Aslam bin Syahmir
Footnote:
  1. Buku “Khutbah Jum’at Sesuai Syariat” karya Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Ali AM, terbitan Pustaka al-Furqon halaman 14.

    Sumber

Friday 6 December 2013

Salam Jumaat

ASSALAMUALAIKUM
Bila dah dpt bala dan malapetaka baru nak menyebut Allah dan meminta, itu pun hanya menyebut Allah dilidah atas dasar meminta atau berdoa (Dah jadi susah baru sebut/ingat). Walhal Al-Quran itu peringatan dan perintah dengan memerintahkan kita supaya mengingati Allah setiap masa. Bila difikirkan dari kotak minda yg jahil, tak logik pula nak ingat Allah setiap masa dengan menyebut di lidah sambil melakukan perkara seperti bercakap, berkerja, makan/minum dan berbagai jenis perbuatan, bukan? Tapi ini bukan alasan bagi kita hingga kita ingkar perintah dengan tidak mengingati Allah. Jadi apakah maksud perintah mengingati Allah setiap masa sebagaimana tertulis dalam Al-Quran?

96. Al-’Alaq [1]
Sebutlah dengan nama Pencipta (Allah) yang menciptakan,
= Maka turun perintah supaya kita menyebut nama pencipta iaitu "Allah".

96. Al-’Alaq [2]
Ia menciptakan Insan dari segumpal darah (Hati);
= Allah menciptakan Insan (Fitrahnya bersih dan suci) dari Hati. Kesinambungan perintah menyebut nama Allah dari ayat pertama tadi sebutnya di "Hati" apabila menyebut Allah di hati (Zikirullah) sehingga bersih hatinya maka jadi lah ia Insan yang bersih dan suci (kalau bernoda dan dosa itu belum Insan).

96. Al-’Alaq [3]
Sebutlah, dan Penciptamu Yang Maha Pemurah,
= Bila dan sebut Allah di hati banyak2/mengingati Allah (Zikirullah) setiap saat semasa kamu berdiri atau duduk, dan semasa kamu berbaring maka Allah akan pemurah dengan kamu (Mendapat rezeki dari arah yang tak disangka).

96. Al-’Alaq [4-5]
Yang mengajar Insan melalui pena dan tulisan, -
Ia mengajarkan Insan apa yang tidak diketahuinya.
=Mendapat kasih dan sayang dari Allah (Rahman dan Rahim), mendapat ilmu Laduni, melihat perkara ghaib, mendapat pertolongan dan pelihara Allah setiap masa (Mukmin yg berbahagia).

Surah Al-alaq ini wahyu pertama yang turun, ia adalah perintah dan amalan pertama dari Allah ta'ala melalui Jibrail dan diutuskan kepada Rasulullah untuk umat Muhammad amnya sebelum turunnya perintah Solat dan rukun yg lain2.

*Maka ingatlah akan Allah di hati (Zikirullah) setiap masa, semasa senang atau susah*
*Banyak lagi dalil atau nas dari Al-Quran tentang mengingati Allah (Zikirullah)*
*Sama2lah kita kembali kepada Fitrah*


COPYRIGHT from Cha'a Ghani
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...